Pages

Sunday, March 22, 2009

Bare Footer : Si Telanjang Kaki

Suara muzik dan nyanyian dari sebuah rumah kedengaran amat jelas sekali. Setiap orang yang melalui di hadapan rumah tersebut pasti akan dapat mengagak (menduga) apa yang terjadi di dalamnya. Karpet yang terbentang lebar berserta hidangan yang bermacam rupa serta berbagai-bagai jenis minuman tersedia, mewarnai pesta yang diadakan itu.

Seorang budak perempuan keluar dari dalam rumah itu hendak membuang sampah. Kebetulan ketika itu lalu seorang soleh, yang di wajahnya ternampak tanda-tanda bekas beribadah, melalui di hadapan rumah tersebut. Dia bertanya kepada budak perempuan tersebut; "Apakah tuan rumah ini seorang hamba atau seorang yang merdeka?"

"Seorang yang merdeka." jawab budak perempuan tersebut.

"Lalu bagaimana?" sahutnya, "Seandainya dia seorang hamba dan mengabdikan diri kepada Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki, niscaya dia tak akan mahu mengadakan pesta semacam ini."

Oleh kerana berbicara dengan orang soleh itu, budak perempuan itu telah berada di luar rumah agak lama. Sekembalinya ia ke dalam rumah, tuannya bertanya kepadanya: "Kenapa kau terlalu lama berada di luar?"

"Ada seorang yang bersifat anu dan berwatak anu lewat di hadapan rumah ini. Dia bertanya kepada ku apa yang sedang terjadi di sini. Aku menceritakan kepadanya apa adanya," katanya sambil terus bercerita.

Mendengar cerita budaknya itu, terutama pada kalimah: "Seandainya dia seorang hamba, maka dia akan takut kepada Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki," badannya merinding dan hatinya seakan terpanah. Serta merta dia berdiri, dan tanpa alas kaki dia mengejar orang soleh yang lalu di hadapan rumahnya tadi, hingga akhirnya dia menjumpainya. Dialah Imam Musa Al- Kadzim r.a. Dia memohon ampun dan benar-benar bertaubat kepada Allah SWT di hadapan Imam Al Kadzim.

Semenjak dari hari itu, setelah bertaubat dalam keadaan telanjang kaki, dia tidak lagi mengenakan alas kaki, dan lebih dikenal dengan gelaran Bishir Al-Hafi (Bishir Si Telanjang Kaki), bukan lagi Bishir bin Harist bin Abdurrahman Marwazi.

Sampai ke akhir hayatnya, dia tetap setia dengan janjinya itu, dan tidak lagi mengulangi perbuatan-perbuatan dosanya. Dia mengubah gaya hidupnya secara total dari keadaan berfoya-foya kepada kehidupan yang bertaqwa dan penuh 'ubudiyah' kepada Allah SWT.

No comments:

Post a Comment

My Blog List

Followers

Follow Us on Facebook

From Where?

widgeo

Star


c

Visitors Map

Visitors Map